Jumat, 19 Desember 2014

Tips Untuk Mendapatkan Foto Digital yang Tajam

Photo by Shikhei Goh
Mendapatkan foto digital yang sangat tajam adalah sesuatu yang paling diinginkan oleh setiap fotografer namun foto yang bersih dan tajam kadang sulit untuk peroleh karena tidak tahu bagaimana cara untuk mendapatkannya. Sebelum mulai mengeksplorasi cara meningkatkan ketajaman foto, alangkah lebih baiknya berbicara terlebih dahulu tentang penyebab utama kurang tajamnya suatu foto, yaitu: 
  • Tidak Fokus - Kesalahan yang paling sering terjadi untuk foto yang tidak tajam adalah foto yang tidak fokus.  Hal ini mungkin akibat dari fokus pada bagian yang salah pada objek, terlalu dekat dengan objek sehingga fokus tidak bisa diperoleh, kesalahan memilih aperture yang menghasilkan kedalaman foto yang sangat sempit (angka f kecil, misal f2) atau mengambil foto terlalu cepat tanpa memeriksa terlebih dahulu di jendela bidik. 
    Tidak fokus
     
  • Objek yang bergerak - adalah bentuk lain dari foto yang blur akibat mengambil objek yang bergerak dengan menggunakan shutter speed yang lambat. 
    Objek yang bergerak dengan shutter speed yang lambat
    
  • Kamera goyang - goyangan pada kamera biasanya berasal dari pergerakan dari fotografer itu sendiri ketika mengambil foto sehingga menghasilkan foto yang blur.
    Blur akibat kamera goyang pada saat menekan tombol Shutter
     
  • Noise - Pada foto banyak ditemukan bintik-bintik dari piksel gambar, biasanya berasal dari kesalahan dalam pengaturan ISO, semakin besar ISO tingkat noise nya juga semakin besar.
    Bintik-bintik pada piksel gambar (Noise)

Berikut 10 tips dasar dalam pengambilan gambar untuk mendapatkan foto yang tajam:

1. Pegang kamera dengan benar pada saat memotret
Kebanyakan blur pada foto disebabkan oleh kamera yang goyang ketika memotret (kamera bergerak sepersekian detik saat Shutter ditekan). Cara yang terbaik untuk mengatasi kamera goyang saat pemotretan adalah dengan menggunakan tripod akan tetapi tidak praktis untuk dibawa karena ukurannya lumayan makan tempat, cara praktis nya adalah memegang kamera dengan benar.




2. Gunakan tripod
Penggunaan tripod sangat membantu dalam mengatasi kamera yang goyang pada saat memotret meskipun penggunaanya tidak praktis akan tetapi foto yang dihasilkan lebih tajam dan lebuh bagus.


3. Pilih Shutter Speed (Kecepatan Rana) yang tepat
Hal pertama yang ada dalam pikiran untuk mendapatkan foto yang tajam adalah memilih Shutter Speed yang tepat dalam pemotretan. Semakin cepat Shutter Speed yang dipilih maka foto yang didapat semakin tajam dan terhindar dari blur akibat kamera goyang. Berikut aturan pemilihan Shutter Speed:
- jika Anda memiliki focal length lensa 50mm, jangan memotret dengan Shutter Speed lebih lambat dari 1/60 detik.
- jika Anda memiliki focal length lensa 100mm, lakukan pemotretan pada 1/125 detik atau lebih cepat.
- jika Anda memiliki focal length lensa 200mm, lakukan pemotretan pada 1/250 detik atau lebih cepat.


4. Pilih Aperture (Diafragma) sesuai dengan kebutuhan
Aperture mempunyai efek terhadap kedalaman fokus suatu foto (depth of field), menurunkan aperture (menaikkan nilai f) akan memberikan kedalaman fokus yang sama baik objek yang jauh maupun dekat. Sebaliknya jika menaikkan aperture (menurunkan nilai f) akan memberikan kedalaman fokus yang sempit dimana latar belakang (background) dan latar depan (foreground) mempunyai fokus yang berbeda. Perlu diingat semakin kecil aperture yang digunakan, semakin lama Shutter Speed yang diperlukan dan tentu saja untuk objek yang bergerak sulit didapatkan fokus yang sama.


5. Hindari penggunaan ISO yang tinggi
Unsur ketiga dari segitiga eksposure adalah ISO yang memiliki pengaruh langsung terhadap noise pada foto. Jika memilih ISO yang lebih besar maka shutter speed yang digunakan dapat lebih cepat dan aperture lebih kecil akan tetapi pemilihan ISO yang terlalu tinggi akan menyebabkan noise sehingga foto tidak terlalu tajam.


6. Gunakan kamera dan lensa yang mempunyai fitur Image Stabilisation
Banyak kamera dan lensa saat ini dilengkapi dengan fitur Image Stabilisation (IS) yang membantu mengurangi dampak kamera yang goyang ketika memotret sehingga foto yang dihasilkan bisa lebih tajam. Tapi perlu diingat bahwa IS hanya membantu menstabilkan pergerakan kamera bukan menstabilkan pergerakan objek.


7. Manfaatkan fokus dengan tepat
Teknik yang paling umum untuk mendapatkan foto yang tajam adalah dengan pemanfaatan fokus dari lensa. Kebanyakan pengguna kamera digital selalu menggunakan fitur Auto Focus untuk memotret akan tetapi jangan menganggap bahwa kamera selalu mendapatkan fokus dengan benar terhadap objek yang diinginkan. Jika menggunakan Auto Focus, cek ulang secara visual apakah objek yang diinginkan sudah dalam fokus atau belum sebelum memotret karena hal ini akan mempengaruhi ketajaman foto. Jika tidak yakin dengan Auto Focus gunakan Manual Focus dengan cara memutar ring fokus pada lensa hingga mendapatkan fokus pada objek yang diinginkan, hal ini sangat membantu dalam memotret dengan menggunakan Aperture yang besar (nilai f kecil) yang menghasilkan foto dengan kedalaman fokus yang sempit.


8. Gunakan lensa yang bagus
Jika Anda mempunyai budget yang lebih maka belilah lensa yang lebih bagus untuk mendapatkan kualitas gambar yang lebih tajam daripada selalu menggunakan lensa standar. Untuk lensa Canon, kualitas yang lebih bagus ada pada lensa L-series (Lensa seri profesional), kualitas gambarnya lebih tajam dari lensa standar.


9. Bersihkan peralatan kamera secara teratur
Setiap selesai menggunakan kamera apalagi digunakan diruangan terbuka, jangan lupa bersihkan peralatan kamera seperti lensa dan sensor kamera dari noda, debu dan kotoran karena hal tersebut akan mempengaruhi hasil foto (menimbulkan bercak pada foto).

10. Lakukan pemotretan pada sweet spot lensa yang digunakan
Sweet spot merupakan aperture tertentu dimana lensa akan menghasilkan foto yang paling tajam dan masing-masing lensa mempunyai sweet spot yang berbeda, untuk itu kenali dan pelajari sweet spot lensa yang digunakan agar menghasilkan foto yang tajam. Sweet spot lensa biasanya berada dua stop diatas batas maksimal kemampuan aperture lensa. Misal, untuk lensa f/2.8 maka sweet spot-nya ada di f/5.6. 


TEKNIK DASAR BELAJAR PHOTOGRAPHY


Hampir tepatnya akhir Desember 2011 saya akhirnya bisa memiliki kamera DSLRsendri karena rasa inginnya mempelajari ilmuFotografi. Dulu saya sangat ingin memiliki kamera DSLR namun karena harga kamera DSLR itu lumayan mahal maka keinginan tersebut harus ditunda sampai akhirnya saya bisa memilikinya juga.

DSLR merupakan singkatan dari Digital Single Lens Reflect.  Dalam dunia Fotografi, dapat dijelaskan secara sederhana adalah sebuah kamera dimana cahaya yang masuk melalui sebuah lensa akan diteruskan ke sebuah cermin dan pentaprisma sebelum akhirnya bisa dilihat diviewfinder.

Kamera SLR yang saya beli adalah buatan produsen asal Jepang yaitu Canon dengan ModelCanon EOS  60D. Kalau menurut wikipedia kamera ini tergolong kamera semiprofesional yang cocok untuk pemula yang masih baru belajar. Kamera Canon EOS 60D ini sendiri memiliki resolusi maksimum 18 MP dan memiliki sensor CMOS crop sensor (belum full frame). Alasan saya memilih kamera Canon adalah karena teman-teman di sekitar saya banyak yang memiliki kamera DSLR dari Canon sehingga bisa memudahkan untuk belajar atau siapa tahu nanti bisa tukar pinjam lensa . Apalagi harga kamera Full Frame sejenis Canon EOS 5D Mark II masih mahal.

Saya sendiri bukan fotografer profesional. Menceburkan diri di dunia Fotografi hanya sebatas hobi dan untuk mengisi waktu luang. Oleh karena masih pemula maka banyak hal yang masih belum saya ketahui mengenai dunia Fotografi. Namun saya akan share di situs ini mengenai perjalanan, tips dan trick, atau apapun yang saya ketahui selama saya belajar Fotografi. Selain karena cara belajar yang paling baik adalah dengan pengalaman, cara lainnya adalah dengan mengajarkan apa yang sudah diketahui agar tidak cepat lupa, hehe.

Mungkin kita sudah mengetahui bahwa dalam dunia fotografi akan sering ditemui sebuah istilah yaitu Exposure. Sederhananya, Exposure bisa diterjemahkan sebagai pencahayaan. Misalkan kita memotret dan menghasilkan sebuah gambar, biasanya hasil jepretan kita dapat dikategorikan sebagai gambar dengan exposure yang benar, terlalu gelap, atau terlalu terang. Kasarnya, hasil gambar yang baik adalah gambar yang memiliki exposure yang benar (right exposrure), tidakoverexpose (terlalu terang) atau underexpose (terlalu gelap). Namun gambar yang exposure-nya sudah benarpun belum tentu adalah hasil yang paling benar. Ada tingkatan diatasnya lagi yaitu bahwa sebuah gambar yang dihasilkan tidak hanya benar secara pencahayaan namun juga benar secara kreativitas, istilahnya Creatively Right Exposure.

Misalnya foto sebuah siluet, sudah pasti foto siluet memiliki tingkat pencahayaan yang kurang (underexpose) namun hasil gambar siluet tidak bisa dikategorikan sebagai hasil foto yang cacat tapi sudah benar karena sudah memiliki eksposure yang benar menurut penilaian kreativitas. Penilaian kreatif lainnya misalnya pada sebuah foto yang sama yang diambil oleh dua fotografer yang berbeda namun berbeda dalam hasil exposure-nya, bisa jadi keduanya adalah hasil foto yang baik karena masing-masing fotografer memiliki pandangan berbeda terhadap kreativitas.


Pahami dahulu bagaimana kamera anda bekerja. 


Coba pelajari tombol-tombol di kamera anda, pahami fungsinya apa saja. 

Jangan lupa menu dan fungsi-fungsi juga, buku petunjuk atau manual book jangan sampai hilang 

karena buku ini penting bila kamera anda berbeda dengan kamera yang banyak digunakan orang. 

Aplikasi teknik fotografi apapun tanpa penguasaan kamera DSLR hasilnya tidak akan maksimal. 

Selanjutnya adalah mempelajari tiga kompenen penting dalam fotografi yang sering disebut juga segitiga eksposure yaitu: 

shutter speed, aperture, dan ISO. 

Tiga komponen penting dalam :

a. Shutter speed

Coba anda bermain-main sekaligus bereksperimen dengan shutter speed. Anda bisa bereksperimen di jalan, foto salah satu kendaraan yang lewat dari pinggir jalan dengan penaturan shutter speed 1/30 dan 1/100. Bandingkan hasilnya diantara dua kecepatan shutter. Pada angkan 1/30 hasil nya, objek foto akan seperti berkelebat sedangkan pada angka 1/100 objek foto tampak seperti membeku.

b. Aperture

Aperture dalam bahasa Indonesia berarti diafragma kamera. Aperture juga erat kaitannya dengan Depth of Field (Dof). Semakin besar anda membuka aperture dan ditandai dengan angka bukaan yang kecil f 1.8, f 2.4, maka semakin banyak cahaya yang masuk kedalam sensor/film. Silahkan anda mencoba memfoto objek dengan bukaan aperture yang besar semisal dengan f 1.8 maka hasilnya background akan blur dan tajam hanya pada objek saja biasanya teknik fotografi ini digunakan untuk fotografi portrait. Berbeda bila anda memfoto dengan aperture dengan bukaan kecil seperti f 8/ f 11 maka seluruh bagian foto akan tampak tajam dan teknik fotografi ini cocok untuk fotografi landscape.

c. ISO

Penggunaan ISO sangat berkaitan dengan noise, dengan ISO yang rendah maka noise di foto akan berkurang. Anda bisa bereksperimen dengan mengubah-ubah angka ISO di kamera anda pada saat memotret foto. Hasilnya silahkan Anda lihat dengan cara memperbesar foto di computer, maka akan terlihat perbedaan yang jelas. Salah satu teknik untuk mendapatkan foto yang tajam, Anda harus mengkombinasikan ISO yang rendah dengan aperture bukaan besar, teknik fotografi ini mudah digunakan dan diaplikasikan, dan hasilnya memuaskan.

sebenarnya fotografi itu gak begitu sulit ..

dalam artian kata, ada yang berpikir kalau hasil fotonya musti begini musti begitu ..

padahal sebenarnya inti dari fotografi sendiri adalah mendapatkan gambar dengan pencahayaan atau yang dalam istilah fotografi nya disebut juga dengan exposureyang tepat.

Ada 3 hal penting yang mempengaruhi exposure atau pencahayaan.

1. Diafragma, diafragma itu adalah celah yang ada karena terbukanya tabir rana. besar bukaan diafragma sendiri sangat mempengaruhi besar nya cahaya yang masuk.

untuk diafragma semakin KECIL angkanya, semakin BESAR bukaan nya atau semakin KECIL angkanya semakin BANYAK cahaya yang masuk.

2. Shutter speed, cuma sedikit mengulas lagi, shutter speed adalah kecepatan shutter dalam menangkap gambar. jadi kalau teman-teman ingin menangkap gambar yang bergerak cepat, maka shutter speed harus lah tinggi. Ingat, tinggi disini berarti semakin cepat, dan harus diperhatikan kalau angka dari shutter speed ada yang x' artinya x detik dan ada pula yang 1/x yang artinya 1/x detik. JANGAN salah dalam mengartikan kecepatan. 1/2 lebih cepat dari 3' karna kalau dijabarkan 1/2 itu adalah setengah detik.

intinya, selain tentang kecepatan, shutter speed juga mempengaruhi pencahayaan, semakin cepat shutter speed, semakin sedikit cahaya yang masuk.

3. ISO/ASA, ini adalah kepekaan film/sensor . yah, kalau ini sih gak banyak penjelasan, semakin tinggi angkanya, semakin tinggi kepekaannya, yang juga berarti semakin terang gambar yang di ambil.

Konsekuensi:

1. menambah cahaya dengan memperlambat shutter speed dapat mengakibatkan motion blur atau blur yang terjadi karena gerakan.

2. menambah cahaya dengan memperkecil bukaan diafragma dapat mengakibatkan kecilnya depth of range atau kedalaman gambar (kedalaman kejelasan)

3. menambah cahaya dengan memperkuat kepekaan film/sensor dapat mengakibatkan NOISE atau kalau bahasa awamnya "PECAH"

Dalam sebuah foto ada baiknya menambah prinsip seni, unsur visual, sudut pandang dan the rule of third agar menghasilkan komposisi foto yang menarik

Langkah ketiga yang perlu anda pelajari agar foto anda terlihat menarik adalah dengan memahami:

1. Prinsip Umum Seni

Ada banyak cara agar foto terlihat menarik, salah satu tips fotografinya adalah menggunakan prinsip umum seni dan unsur visual yang ada. Pertama-tama saya akan memberikan tips fotografi dari sisi seninya dulu, karena umumnya fotografi selalu dikaitkan dengan bagaimana seni pada momen yang tertangkap dengan kamera. Prinsip umum seni antara lain:

A. Keseimbangan (balance)

Keseimbangan atau balance adalah pembagian bidang sama berat antara bagian kiri dan kanan, atau atas dan bawah. Prinsip keseimbangan berkaitan dengan bobot. Foto yang merupakan karya dua dimensi prinsip keseimbangan ditekankan pada bobot kualitatif atau bobot visual, artinya berat – ringannya obyek hanya dapat dirasakan. Foto dikatakan seimbang bila komposisi objek di bagian kanan dan kiri secara visual terkesan sama beratnya. Pencapaian keseimbangan tidak harus menempatkan obyek secara simetris atau di tengah-tengah. Keseimbangan juga dapat diperoleh antara penggerombolan dengan obyek-obyek yang berukuran kecil dengan penempatan sebuah bidang yang berukuran besar. Atau mengelompokkan beberapa obyek yang berwarna ringan (terang) dengan sebuah obyek berwarna berat (gelap)Tekanan (emphasize)sehingga foto terlihat menarik.

B. Tekanan (emphasize)

Tips agar foto terlihat menarik selanjutnya adalah terkait dengan tekanan. Pada fotografi bagian yang menarik perhatian menjadi persoalan/masalah prinsip penekanan yang lebih sering disebut prinsip dominasi. Dominasi/penonjolan objek pada fotografi dapat dicapai melalui alternatif melalui menggerombolkan beberapa unsur, pengaturan yang berbeda, baik ukuran atau warnanya. Seperti misalnya gambar orang dewasa pada sekelompok anak kecil, warna merah di antara warna kuning. Penempatan dominasi tidak mesti di tengah-tengah, walaupun posisi tengah menunjukkan kesan stabil. Salah satunya dengan pengaturan DoF. Pada fitur kamera DSLR kita bisa mengatur agar DoF kecil sehingga bila membidik objek, yang akan tajam hanyalah objek itu saja secara otomatis penekanan yang ingin ditonjolkan pada objek itu saja.

Penonjolan salah satu objek di dalam fotografi sering disebut focal point atau point of interest dengan focal point foto terlihat menarik karena disitulah sering yang ingin diketahui oleh penikmat fotografi. Ada beberapa cara untuk menonjolkan objek, diantaranya sebagai berikut:

>> Kontras

Kontras adalah perbedaaan mencolok antara satu elemen visual dengan elemen visual lainnya. Bisa berupa kekontrasan bentuk, warna, tekstur, bahan, dan sebagainya. Untuk menciptakan kontras, objek yang dianggap penting dibuat berbeda dengan elemen-elemen lainnya. Jika semua elemen mendatar (horizontal) maka objek yang akan anda tonjolkan dibuat tegak berdiri Ivertikal). Jika semua bidang berwarna dingin, maka bidang berwarna panas akan tampak menonjol.

>> Isolasi objek

Focal point dapat diciptakan dengan memisahkan objek dari beberapa objek lainnya. Secara visual, objek yang terisolasi akan lebih menarik perhatian. Bahasa gampangnya mudahnya, objek yang anda foto terlihat nyeleneh dari yang lain.

>> Penempatan objek

Penempatan objek yang tepat akan menyebabkan foto terlihat menarik, Objek yang ditempatkan di tengah bidang atau titik pusat garis perspektif atau pada titik pusat garis persepektif akan menjadi focus perhatian. Elemen kunci ini sering disebut stopping power atau eye-cather karena tugasnya menghentikan mata permirsa. Tanpa eye-catcher, perhatian orang akan lewat begitu saja. Objek yang kecil dapat pula menjadi focal point jika dikelilingi bidang kosong.

>> Irama (rhytm)

Irama dalam fotografi dapat timbul jika ada pengulangan yang teratur dari unsur yang digunakan. Irama dapat terjadi pada fotografi karena adanya pengaturan unsur garis, raut, warna, teksture, gelap-terang secara berulang-ulang. Sering melihat objek foto berupa sawah subak, tentunya foto terlihat menarik karena adannya unsure visual yang berulang-ulang. Unsur visual tersebut berupa garis lengkung kontur tanah. Pengulangan unsur bisa bergantian yang biasa disebut irama alternatif. Irama dengan perubahan ukuran (besar-kecil) disebut irama progresif. Irama gerakan mengalun atau Flowing dapat dilakukan secara kontinyu (dari kecil ke besar) atau sebaliknya. Irama repetitif adalah pengulangan bentuk, ukuran, dan warna yang sama (monotun).

>> Kesatuan (unity)

Tips terkahir dari prinsip umum seni agar mendapatkan foto terlihat menarik adalah menyatukan prinsip-prinsip yang sudah saya jelaskan tadi. Untuk mendapatkan suatu kesan kesatuan yang lazim disebut unity memerlukan prinsip keseimbangan, irama, proporsi, penekanan dan keselarasan. Antara bagian yang satu dengan yang lain merupakan suatu kesatuan yang utuh, saling mendukung dan sistematik membentuk suatu karya fotografi. Dalam penerapannya pada fotografi prinsip kesatuan menekankan pada pengaturan obyek atau komponen obyek secara berdekatan atau penggerombolan unsur atau bagian-bagian. Dalam kekriyaan pengaturan ini bisa dilakukan atau dapat dilakukan dengan cara permainan teknik pahatan, memformulasikan obyek, subyek, dan isian-isian pada suatu bidang garapan.

2. Unsur Visual

Seperti yang sudah dijelaskan pada prinsip umum seni, bahwa sebuah karya seni umumnya memiliki unsur-unsur visual. Unsur-unsur visual tersebut diantaranya adalah:

A. Garis (line)

Perlu diingat konsep garis dalam fotografi berbeda dengan garis dalam gambar. Deretan tiang listrik, kerangka jembatan, pilar bangunan, pagar, anak tangga, jalan, tangan dan tubuh manusia, batas antara dua bidang, dan semua objek yang memanjang dapat dimaknai sebagai garis.

Tiap unsur visual berupa garis dari objek mempunyai citra dan karakter. Kesan formal dan akan mucul pada garis lurus, citra lembut dan luwes muncul pada garis lengkung, garis zigzag kesannya keras dan dinamis, garis yang tidak beraturan mempunyai kesan kacau dan tidak formal.

Arah garis juga memiliki citra tersendiri, garis vertikal memiliki kesan stabil dan elegan, garis horizontal punya kesan tenang, statis dan damai, garis diagonal mempunyai kesan bergerak, dinamis dan menarik perhatian. Dalam sebuah komposisi foto Anda tidak harus menggabungkan semua garis baik itu, lurus, diagonal, zig zag, dan melengkung, cukup satu jenis saja namun dibuat sederhana komposisi unsur-unsur visualnya. 

B. Bidang (shape)

Bentuk bidang ada yang beraturan (geometri) seperti lingkaran, segitiga, segiempat, elips, setengah lingkaran, dan ada pula yang tidak ada aturan serta bentuk-bentuk lainnya. Bidang beraturan memiliki kesan formal dan simple. Sebaliknya, bidang-bidang tidak beraturan memiliki kesan dinamis, tidak formal fleksibe, dramtis dan unexpected. Bagi sebagian yang baru belajar fotografi objek yang benda yang bidangnya tidak beraturan diangap tidak menarik, padahal itu salah besar. Unsur visual berupa bidang yang tidak beraturan ataupun yang tidak beraturan dapat menjadi foto terlihat menarik tergantung pada penempatan bidang tersebut.

Bentuk lingkaran-lingkaran pada batu menunjukaan karakteristik simple dan monoton

Selain bidang-bidang yang berbentuk nyata, dalam fotografi dikenal istilah bidang kosong (blank space), yaitu area yang tidak berisi objek apapun. Bidang kosong pada gambar dapat member kesan lega, damai, tenang, dan member ruang untuk bernafas.

C. Warna (color)

Warna yang kontras dari lingkungan sekitar tentunya akan membuat foto terlihat menarik perhatian. Warna juga dapat menstimulus mood karena warna merupakan unsur visual yang paling menarik perhatian. Warna-warna panas seperti merah, orange, dan kuning dapat menciptakan kesan riang, meriah, dan agresif. Sebaliknya warna-warna dingin seperti hijau, biru, dan ungu member kesan tenang, kalem, damai, dan pasif. Warna-warna yang bermusuhan (merah><hijau, orange><biru, kuning><ungu) member kesan kontra dan disharmonis.

D. Tekstur (texture)

Tekstur adalah nilai halus-kasarnya permukaan benda. Dalam fotografi, tekstur tidak selalu bersifat nyata bisa saja tekstur tersebut semu. Contohnya langit yang bersih, ada kesan halus seperti kaca sedangkan hamparan rumput yang tidak terawat dapat dilihat sebagai tekstur kasar. 

E. Pola (pattern)

Pattern merupakan semacam pola atau susunan unsu-unsul visual. Pattern bisa teratur (monoton) dan tidak beraturan (dinamis). Sering meilhat foto sawah subak di bali? Tentunyafoto terlihat menarik karena unsur visual pola yang teratur dan berulang di bandingkan hanya hamparan sawah biasa.

3. Memilih Perspektif

Foto terlihat menarik salah satunya karena ketepatan dalam memilih perspektif. Pada saat anda melihat buah Apel, jangan hanya melihat apel tersebut sabagai buah saja. Tetapi cermati bagaimana keindahan garis lengkung , bentuk, warna, dan seterusnya. Jika dilihat secara keseluruhan, bentuk apel kurang menarik. Cobalah memilih perspektif yang berbeda agar tercipta image baru (new look) yang secara visual membuat foto terlihat menarik. 

Coba perhatikan gambar 1 dan 2, terkadang bila melihat sesuatu sepenuhnya seperti melihat apel akan biasa saja namun bila dilihat secara terpisah/parsial maka Anda menemukan dimana sisi menarik objek yang akan Anda foto. Ambilah contoh lain seperti logo perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs, Apple, tidak akan ada yang menyangka bahwa dengan desain logo yang seperti itu mampu membuat kesan yang mendalam bagi siapa saja yang melihatnya.

Disekitar kita tentunya banyak benda-benda yang memiliki nilai artistik, Anda perlu belajar melihat untuk mengasah kejelian dan kepekaan rasa seni (sense of art). Nilai keindahan sering tersembunyi pada detail benda, detail tersebut bisa berupa garis, tekstur, warna, bidang, dan pola. Dan itu semua kembali lagi kepada sang fotografer pada titik visual mana ingin menangkap unsur-unsur tersebut, karena tiap orang akan memilih perspektif sendiri-sendiri.

Ambilah contoh lagi bila berplesiran ke sebuah kota dan menemukan bangunan yang unik atau yang menjadi landmark kota tersebut tentunya anda ingin mengambil gambarnya. Fotografer biasanya akan menggunakan lensa wide angle Untuk jenis fotografi seperti ini anda juga bisa mengambil gambar dari detail sudut-sudut dari bangunan tersebut, seperti daun jendela yang berjejer sehingga menimbulkan unsur visual yang berulang dan ada iramanya, pintu, ventilasi dll. Jadi jangan terpaku pada satu titik saja.

4. The Rule of Third

Bagi sebagian penghobi fotografi ini merupakan salah satu rumus penting dalam memfoto objek, terserah alat yang digunakan baik itu kamera DSLR, pocket, prosumer lomo atau hanya sekedar kamera hp. Tips ini dapat di kombinasikan dengan tips sebelumnya yang sudah dijelaskan yaitu prinsip umum seni, unsur-unsur visual, dan memilih perspektif. Dengan rule ini, kita mampu membuat foto yang dihasilkan terasa menjadi lebih menarik. Bukan hanya foto bahkan pelukis juga menggunakan konsep ini untuk menghasilkan gambar yang bagus. The rule of thirds adalah pembagian bidang gambar menjadi tiga bagian vertical dan tiga bagian horizontal. Garis-garis vertical dan horizontal ini merupakan posisi penempatan objek paling ideal. Dalam dunia fotografi, the Rule of third atau aturan 1/3 bagian adalah petunjuk bagaimana caranya memposisikan obyek di 1/3 bagian dalam foto agar lebih enak dilihat. Teknik ini juga termasuk dalam mengkomposisikan obyek kedalam satu frame, dengan posisi yang tepat mengikuti acuan aturan sepertiga itu.Aturan ini mungkin lebih tepat disebut sebagai panduan, sebab tidak selamanya penempatan obyek di 1/3 bagian foto itu nikmat untuk dilihat bergantung dari obyek dan hasil foto yang dihasilkan oleh fotografer.

Bidang foto dibagi menjadi tiga bagian. vertikal dan horizontal, garis-garis ini merupakan posisi yang ideal untuk penempatan objek utama. Ambil contoh di perpotongan tersebut menjadi titik penempatan point of interest, the rule of third digabungkan dengan prinsip umum seni, dengan menonjolkan kontras pada objek.

Ada beberapa cara untuk pengambilan sudut foto dan semuanya akan menampilkan karakteristik foto yang berbeda-beda. Sudut pengambilan gambar tergantung fotografer menempatkan kamera untuk mengambil sebuah objek. Pengambilan sudut gambar akan sangat mempengaruhi pemirsa yang melihat foto Anda sekaligus teknik fotografi ini akan mempengaruhi hasil foto yang anda ambil. Angle atau dalam istilah lain disebut sebagai posisi/sudut bidik mempunyai peranan penting dalam fotografi, karena dengan mengetahui berbagai angel dalam fotografi maka konsep yang ingin kita capai,atau pesan yang ingin kita sampaikan dalam menghasilkan sebuah karya foto akan lebih mudah.

A. Profile Angle

Pengambilan gambar dengan sudut(angle) profile adalah dari samping objek utama dengan membentuk sebuah sudut 900 baik itu. Seperti namanya sudut pengambilan gambar memang diperuntukan menonjolkan profil seorang objek. Teknik fotografi pengambilan gambar semacam ini dalam sebuah foto dapat diterapkan dalam beberapa action atau gaya, misalnya objek utama sepasang kekasih yang sedang berjalan menuju suatu tempat. Dalam sudut pengambilan gambar seperti ini jangan lupakan pencahayaan yang tepat, bila anda dalam ruangan pastikan sumber cahaya menerangi bagian yang akan dipotret, kalau bisa seluruh objek dapat diterangi oleh cahaya agar tidak menciptakan bagian gelap kecuali anda ingin bermain-main dengan pencahayaan.

B. Full Frontal Angle

Teknik fotografi ini mengambil sudut gambar dimana letak objek dan kamera berada pada posisi sejajar sehingga tercipta sebuah bentuk yang proporsional. Kamera dan obek akan saling berhadap-hadapan sehingga seluruh badan seperti wajah, dada dan tangan terlihat. Letakkan kamera sejajar dengan mata objek agar pemirsa anda merasa seperti melihat dan berhadapan secara langsung dengan objek. Sebaikannya anda meletakkan sumber cahaya juga berada didepan objek sehingga menerangi seluruh area muka namun Anda juga bisa bermain-main dengan arah cahaya disini dengan meletakkan sumber cahaya dari arah samping kanan kiri bahkan dari belakang untuk meciptakan foto yang artistik.

C. Side angle

Pengambilan gambar ini meletakkan posisi objek agak sedikit menyerong ke kiri atau kanan. Teknik fotografi ini membentuk sudut 300 sampai 600. Sudut yang dibentuk akan memberikan kesan ada bagian tubuh yang ingin ditonjolkan, umumnya bahu atau dada. Dalam sudut pengambilan gambar mata yang letaknya terjauh dari lensa harus tetap terlihat dan harus tetap terkena pencahayaan yang lembut.

D. High angle

Pengambilaan gambar dilakukan dari arah atas objek, Penggunaan teknik fotografi ini akan memberikan kesan kecil atau untuk menonjolkan bagian atas baik itu rambut atau mata dari seorang objek dan memberikan kesan dramatis dan ada baiknya mempersempit ruang di kanan kiri objek sehingga focus pada objek. Selain mempersempit ruang, gunakan juga DoF yang sempit untuk menonjolkan objek utama. Bagian yang blur akan mempermanis foto yang anda hasilkan, saran saya gunakan baju dengan warna yang tidak ramai dan gunakan background berwarna putih bila memungkinkan. Hindari ada objek lain yang dapat mengganggu dan dapat menggunakan kamera dengan posisi vertikal. Pencahayaan yang digunakan diharapkan dapat merata pada bagian wajah agar detail wajah terlihat (terutama mata) karena pengambilan sudut ini diperuntukan untuk bagian wajah juga.

E. Low angle

Cara ini umumnya digunakan untuk memberikan kesan tinggi/besar, teknik fotografi ini dilakukan dari arah bawah objek dan dapat juga digunakan untuk menonjolkan bagian-bagian tertentu yang terdapat pada bagian bawah objek. kesan yang didapat dari bila fotografer juga memperlebar focus foto adalah tertangkapnya suasana dimana objek berada. Teknik fotografi ini cocok untuk mengambil suasana background yang akan mempermanis foto namun ingat jangan memotret di keramaian karena akan banyak objek pengganggu. Suasana alam yang agak kosong seperti halaman atau padang rumput akan sangat cocok untuk pengambilan sudut ini. Bila anda tidak dapat mencari suasana alam, anda bisa manfaatkan suasana gedung-gedung tua dan lingkungan sekitarnya menjadi background.

F. Back Angle

Pengambilan gambar yang dilakukan dari belakanng objek, teknik back angle dapat menampilkan bagian wajah atau bagian belakang objek saja. Usahakan dalam teknik fotografi sisi mata terjauh tetap terlihat jika pengambilan back angle memperlihatkan bagian wajah. Anda bisa mempraktekan cara ini pada saat sunset/sunrise, ada dua pilhan anda ingin foto siluet atau tidak. Bila siluet maka tidak perlu ada cahaya tambahan, namun bila ingin memperlihatlan suasana sunset atau sunrise dan wajah objek terlihat maka perlu menggunakan lampu flash dan jangan lupa flash diffuser agar cahaya terlihat lebih lembut dan merata.

Sebelum Anda melakukan pengambilan gambar, ada baiknya anda berpikir sejenak untuk menentukan sudut pengambilan gambar. Karena hal tersebut memiliki dampak besar pada komposisi foto kita dan tentunya akan berpengaruh pada foto yang dihasilkan. Tidak ada salahnya mengambil gambar dari sudut pandang tidak biasa atau ekstrem sekalipun, karena terkadang hal tersebut dapat memberikan kesan unik pada foto yang dihasilkan.

Selamat belajar dan mencoba Tips  yang saya berikan...Go Photography..